Sabtu, 20 Januari 2018

Suka Nyontek? Dosa Loh!!





Setiap kali mendengar kata ujian, para pelajar biasanya langsung syok. Belajar kebut semalam pun tak jadi pilihan. Padahal dengan begitu banyaknya materi tidak mungkin otak akan mampu mengingat semua hal yg sudah dipelajari. Alhasil berbagai macam strategi pun menjadi jurus ampuh para pelajar. Salah satunya usaha untuk mencontek. Apakah kalian salah satunya? Bagaimanakah hukum mencontek dalam pandangan islam? Kita simak yuk!

Islam Melarang Berbuat Curang dan Berbohong

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا

“Barangsiapa yang menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.” (HR. Muslim no. 101, dari Abu Hurairah).


Hadits di atas ada kisahnya loh, yaitu ketika seorang pedagang mengelabui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak jujur dalam jual belinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata,



أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ « مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ ». قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى



“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 102)


Nah, Ini berarti setiap orang yang menipu, berbohong, berbuat curang, mengelabui dikatakan oleh Nabi bukanlah termasuk golongan beliau. Artinya, diancam melakukan dosa besar. Menyontek pun demikian.


Akibat Berbuat Curang Saat Ujian

Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ 
عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا


“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)


Sob, tak pelak lagi, mencontek itu sudah termasuk sifat orang munafik, seperti dalam hadis berikut disebutkan tiga tanda munafik,



آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ


“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).


Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang memiliki sifat tersebut berarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan munafik. Karena yang dimaksud munafik adalah yang ia tampakkan berbeda dengan yang disembunyikan. Pengertian munafik ini terdapat pada orang yang memiliki tanda-tanda tersebut” (Syarh Muslim, 2: 47).


Hayoo, gak mau kan disebut orang munafik gara-gara nyontek? Dan teman-teman,perlu diketahui, ternyata akibat mencontek pun dapat dirasakan dalam jangka pendek. Misalnya saat ujian berlangsung, kita menjadi tidak pede dengan jawaban kita sendiri. Padahal barangkali jawabannya lebih benar daripada milik teman kita. Selain itu, menyontek juga dapat membahayakan diri sendiri loh, karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai sikap kita jelek atau kalo bapak/ibu guru lagi baik nilai ujian kita cuman dikurangi poinnya (tapi rugi juga, kan? hehe). Nah, bagi yang dicontek, tidak menyesalkah kalian bila yang menyontek mendapat hasil ujian yang lebih tinggi daripada kita yang dicontek? Artinya, kerjasama saat di ‘medan perang’ ujian adalah kesia-siaan, karena teman kita hanya memanfaatkan diri kita, dan bahkan kita sendiri tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini sering terjadi. Bro, sist, yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus bersaing, bukannya malah bekerja sama. Karena yang namanya juara itu hanya dimiliki oleh satu orang, bukan tim / kolektif.


Adapun bahaya jangka panjang seperti kata pepatah, “Siapa yang menanam, dia akan menuai hasilnya kelak.” Kalau itu adalah kejelekan yang ditanam, maka tunggu hasil jeleknya kelak. Nah, bila kita terbiasa menyontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk diri kita. Beberapa karakter yang dapat ‘dihasilkan’ dari kegiatan menyontek antara lain: mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras, dan kehalalan pekerjaan dipertanyakan. Bisa dipastikan, saat kita sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku menyontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.


Mending Nilai Pas-Pasan Tetapi Jujur

Guys, Mending hasil ujian kurang bagus dari sikap jujur dan tidak mencontek, daripada mendapat hasil baik namun dari hasil berbuat curang dan mencontek. Hasil ujian dari mencontek jelas tidak berkah.Prinsip inilah yang harus kita tanamkan dan kita genggam pada diri kita agar terhindar dari yang namanya mencontek.

Nah, bagi kalian yang udah terbiasa nyontek, saya kasih tips nih untuk berhenti dari kebiasaan menyontek.

  1. Menyadari bahwa hidup yang bermartabat, terhormat dan membahagiakan dalam jangka panjang itu adalah hidup yang penuh kejujuran. Betapapun beratnya kejujuran itu.
  2. Menyadari bahwa hasil dari mencontek adalah kepalsuan. Bagaimanapun tingginya prestasi yang dicapai darinya.
  3. Menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletek pada kerja keras dan saat memetik hasil dari jerih payah kerja keras tadi. Betapapun hasil yang dicapai di bawah harapan kita.
  4. Berteman dengan orang-orang jujur dan pekerja keras dan menjauh dari lingkungan teman-teman yang suka menyontek.

Yuk, jauhi kebiasaan menyontek. Semoga Allah mendatangkan kemudahan dan juga memberikan taufik kepada kita untuk berlaku jujur dan menjauhi kecurangan. Karena jujur itu baik, dan sesuatu yang baik akan menuai hasil yang baik pula. OKE!! 

“Biasakanlah untuk jujur, karena kejujuran itu menuntun kita pada kebaikan dan kebaikan itu menuntun kita pada keselamatan.” 
- Abdullah Gymnastiar 










Sumber:
https://muslim.or.id/21120-dosa-menyontek-saat-ujian.html


0 komentar:

Pengikut