Muwasafat berasal daripada perkataan akar (wa-sho-fa) yang membawa maksud ciri-ciri atau watak atau rupa diri. Muwasafat adalah pelaku kepada perkataan (wa-sho-fa) atau disebut sebagai (fai’l) yang bermaksud penyerlahan watak secara khusus.
Menurut Dr Ali Abdul Halim Mahmud dalam buku yang
berjudul terjemahan ‘peringkat-peringkat tarbiyah ikhwanul muslimin’
mendefinasikan tarbiyah ialah cara ideal berinteraksi dengan manusia
untuk mengubah mereka dari satu keadaan kepada keadaa yang lebih baik.
Muwasafat tarbiyah ialah ciri-ciri
ataupun peribadi yang perlu ada pada seorang seorang muslim.
Muwasafat
Tarbiyah adalah kriteria yang perlu ditanamkan
dalam diri untuk membentuk keperibadian Muslim yang unggul. Insyaallah.
Bila
disederhanakan, sekurang-kurangnya ada 10 profil atau ciri khas yang harus
lekat pada pribadi muslim.
1. 1. Salimul Aqidah (Good Faith)
Aqidah yang
bersih (salimul aqidah). Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang
muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya
yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi
Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162).
Karena memiliki
aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya
kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah,
iman atau tauhid.
Beberapa contoh
dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu:
1) Tidak
mengkafirkan seorang muslim
2) Tidak
mengedepankan makhluk atas Khaliq
3) Mengingkari
orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung
dalam majlis mereka
2. 2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)
Ibadah yang
benar (shahihul ibadah). Dalam satu haditsnya; beliau (Muhammad Saw)
menyatakan: ’shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan
ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah
merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan
atau pengurangan.
Beberapa
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari shahihul ibadah, yaitu:
1. Khusyu’ dalam
shalat
2. Qiyamul-Lail
minimal satu kali dalam sepekan
3. Bersedekah
3. 3. Matinul Khuluq (Strong Character)
Akhlak yang
kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia. Dengan akhlak yang mulia,
manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rasulullah
Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-
Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar
memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).
Aplikasi dari
matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1. Tidak ‘inad
(membangkang)
2. Tidak banyak
mengobrol
3. Sedikit
bercanda
4. 4. Qowiyyul Jismi (Physical Power)
Kekuatan jasmani
(qowiyyul jismi). Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan
tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya
yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang
harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan
Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya.
Rasulullah Saw
bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang
lemah’ (HR. Muslim).
Aplikasi dari
matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1)
Mengikuti petunjuk kesehatan
dalam makanan dan minuman, seperti:
a.
Membersihkan peralatan makan
dan minum
b.
Menjauhi makanan yang diawetkan
dan mengkonsumsi minuman alami
2)
Mengikuti petunjuk kesehatan
tentang tidur dan bangun tidur, seperti:
a.
Tidur 6 - 8 jam dan bangun
sebelum fajar
b.
Berlatih 10 - 15 menit setiap
hari
c.
Berjalan 2 - 3 jam setiap
pekan
5.
Mutsaqqoful Fikri (Thinking Brilliantly)
Intelek dalam
berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang
penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan
Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir. Misalnya
firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi.
Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya
kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS
2:219).
Allah
mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang
sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: samakah orang yang mengetahui
dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
Aplikasi dari
mutsaqqoful fikri yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1) Hafal juz 28
dan 29 dengan baik
2) Membaca
tafsir Al Qur’an juz 28 dan 29
3) Mengaitkan
antara Al Qur’an dengan realita
6.
Mujahadatun Linafsihi (Continence)
Berjuang melawan
hawa nafsu (mujahadatun linafsihi). Setiap manusia memiliki kecenderungan pada
yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan
menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu
akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu
hawa nafsu yang ada pada diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran
Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari
kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran
islam) (HR. Hakim).
Aplikasi dari
mujahadatun linafsihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Memerangi
dorongan-dorongan nafsu
2) Tidak
berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah
3) Selalu
menyertakan niat jihad
7. Harishun
‘ala Waqtihi (Good time management)
Pandai menjaga
waktu (harishun ala waqtihi). Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an
dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan
sebagainya.
Waktu merupakan
sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu
setiap muslim amat dituntut untuk memakai waktunya dengan baik. Maka diantara
yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum
datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda
sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
Aplikasi dari
harishun ala waqtihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Memperhatikan
adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan hajatnya
2) Memelihara
janji umum dan khusus
3) Mengisi
waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat
8.
Munazhzhamun fi Syu’unihi (Well Organized)
Teratur dalam
suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi). Maksudnya, mengerjakan sesuatu secara profesional.
Yang dimaksud profesional di sini adalah, mengerjakan atau menyelesaikan segala
sesuatu tepat pada waktunya, pola perilaku baik, teratur, dan sebagainya.
Aplikasi dari
munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Shalat
sebagai penata waktunya
2) Teratur di
dalam rumah dan kerjanya
3) Merapikan
ide-ide dan pikiran-pikirannya
9. Qodirun
‘alal Kasbi (Independent)
Mandiri (qodirun
alal kasbi). Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat
dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu
menjadi sebab baginya mendapat rezeki dari Allah Swt, karena rezeki yang telah
Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau
ketrampilan.
Aplikasi dari
qodirun alal kasbi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1) Bekerja dan
berpenghasilan
2) Tidak
berambisi menjadi pegawai negeri
3) Mengutamakan
spesialisasi langka yang penting dan dinamis
10. Naafi’un
Lighoirihi (Giving Contribution)
Bermanfaat bagi
orang lain (nafi’un lighoirihi). Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang
baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya
karena bermanfaat besar.
Rasulullah saw
bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).
Aplikasi dari nafi’un lighoirihi yang dapat
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Komitmen
dengan adab Islam di dalam rumah
2) Mendorong
orang lain berbuat baik
3) Membantu yang
membutuhkan
Demikian secara
umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu
yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
© MEDISROMANSA